Sebelumnya kita telah mempelajari reaksi bersaing SN1 dan E1. Seperti
SN1 dan E1, SN2 dan E2 memiliki kemiripan walaupun yang satu substitusi yang
satu lagi eliminasi. Karena mereka memiliki kemiripan, maka kemungkinan terjadinya
persaingan juga ada. Maka disini akan dijelaskan mengenai Mekanisme Reaksi
Bersaing SN1 dan E1. Kita memulainya dari setiap alkil halidanya.
Halida Tersier
Pada halida tersier, substitusi maupun eliminasi dapat
bereaksi dengan baik dilihat dari kekuatan nukleofilik. Jika kita memakai nukleofilik
yang kuat atau bukan yang lemah dan jika menggunakan pelarut yang kurang polar,
maka lebih sering menghasilkan E2. Jadi, dengan OH- ataupun CN- yang berperan
sebagai nukleofili, hanya eliminasi yang terjadi. Hal ini dapat terjadi
disebabkan oleh karbon tersier secara sterik maupun keruangan terlalu ramai
menjadi sesak untuk serangan dari SN2, sehingga dapat disimpulkan bahwa
substitusi tidak bersaing dengan eliminasi.
Halida Sekunder
Pada halida sekunder, substitusi maupun eliminasi dapat
bereaksi dengan baik. Baik itu berupa SN1, SN2 maupun E1, dan E2. Namun,
kembali lagi kepada kekuatannya apakah itu berupa nukleofilik atau sebagai
basa. Hal ini bisa diamati pada contoh dibawah ini :
Dari sini dapat kita lihat bahwa dengan menggunakan basa yang
kuat lebih banyak menghasilkan eliminasi daripada substitusi.
Halida Primer
Hal yang dapat dibedakan dari reaksi bersaing antara SN1 dan E1
serta SN2 dan E2 salah satunya yaitu dari alkil halida primernya. Karena halida
primer hanya terjadi pada reaksi SN2 dan E2. Hal ini terjadi karena ionisasinya
itu berubah menjadi Karbokation primer. Dimana Karbokation primer ini adalah
langkah pertama untuk mekanisme sn1 dan e1 tidak terjadi. Jika kebanyakan
nukleofilik, halida primer lebih cenderung banyak menghasilkan substitusi
dibandingkan eliminasi (SN2). Namun, eliminasi atau E2 bisa juga lebih
cenderung terjadi jika nukleofiliknya sangat basa dan sangat banyak atau
melimpah, sehingga membutuhnya banyak ruang atau wadah. Hal ini dapat diamati
dari gambar berikut:
Kalium t- butoksida termasuk basa yang sangat banyak atau
melimpah. Sehingga substitusinya itu terhalangi oleh basa dan reaksi utamanya
adalah eliminasi
Permasalahan
1.
Apa yang membedakan reaksi bersaing SN1, E1 serta SN2,
E2?
2.
Kenapa substitusi tidak bersaing dengan eliminasi
pada alkil halida tersier?
3.
Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa SN2 lebih
banyak mendominasi dari E2. Jadi pada kondisi yang bagaimana E2 dapat
mendominasi reaksi bersaing?
Saya : MUHAMMAD RIFKY SAIFUDDIN
ReplyDeleteNIM : A1C117080
Saya mencoba menjawab permasalahan no.3...
Telah kita ketahui bahwa SN2 sangat membutuhkan nukleofil yang baik, begitupun dengan E2 yang membutuhkan basa yang baik, pada saat tersebut kita dapat menggunakan basa yang kuat agar reaksi E2 dapat mendominasi. Serta kita juga dapat meningkatkan jumlah gugus non-hidrogen, karena kelompok non-hidrogen yang jauh lebih besar dari hidrogen. Sehingga E2 dapat terbentuk. Semoga membantu...
Saya ALFU LAILA ARIYANTI
ReplyDeleteNIM: A1C117022
disi saya akan mencoba membantu menjawab permasalahan anda no 1.
Apa yang membedakan reaksi bersaing SN1, E1 serta SN2, E2?..
Salah satu faktor yg membedakan reaksi bersaing SN1 dan E1 dengan SN2 dan E2 adalah dari alkil Halida primernya. Yg dimana alkil Halida primer dapat terjadi pada SN2 dan E2.
semoga membantu :)
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteBaik, saya Regina Theresya Purba NIM A1C117060 akan membantu menjawab permasalahan nomor dua.
ReplyDeleteJadi, perlu diketahui dulu sebelumnya bahwa pada alkil halida tersier substitusi dan eliminasi dapat terjadi, tapi kemampuan bereaksinya berbeda sehingga tidak terjadi persaingan. Jika kita memakai nukleofilik yang kuat atau bukan yang lemah dan jika menggunakan pelarut yang kurang polar, maka lebih sering menghasilkan E2. Jadi, dengan OH- ataupun CN- yang berperan sebagai nukleofili, hanya eliminasi yang terjadi.