Skip to main content

Prinsip - prinsip dalam Sintesis Senyawa Organik Bagian 1


Pada kali ini, akan dijelaskan mengenai prinsip prinsip dalam sintesis senyawa organik. Sebelum masuk lebih lanjut akan dijelaskan terlebih dahulu apa itu sintesis senyawa organik.
        Sintesis senyawa organik merupakan sesuatu yang bisa membantu para peneliti untuk membuat senyawa yang baru untuk menjadi lebih kompleks lagi dari yang awal strukturnya simple.
Salah satu sintesis senyawa organik yang sering para peneliti lakukan yaitu menggunakan beberapa strategi yaitu:
1.   Diskoneksi
Diskoneksi itu sendiri merupakan proses pemutusan suatu ikatan agar senyawa tersebut lebih sederhana. Nah jika ikatannya itu lebih dari satu, maka ada hal yang harus dipikirkan yakni:
a)   Ikatan itu jika bisa ada ditengah molekul, jadi bisa molekulnya seimbang buat diputus
b)  Fragmen berantai lurus bisa diberikan untuk titik cabang sehingga resiko gangguan steriknya berkurang
c)   Untuk senyawa aromatik biasanya diskoneksi itu terjadi pada gugusnya
2.   IGF (Interkonversi Gugus Fungsi)
Berguna agar senyawa tadi bisa bereaksi lagi dengan teknik reaksi kimia organik pada umumnya. Biasanya pada tahap ini memerlukan gugus pelindung. Berikut merupakan proses IGF.
3.   Sinton
Sinton ini berguna untuk menentukan reagen mana yang cocok untuk reaksi suatu senyawa tapi dia tidak ikut bereaksi dalam reaksi tersebut.
Dari ketiga strategi tadi, bisa diliat keterkaitannya satu sama lain dalam mekanisme berikut
Sekarang akan dijelaskan prinsip – prinsip sintesis senyawa organik tapi disini ditekankan tentang senyawa aromatik. Dimulai dari dasar reaksinya
a.

G = bertindak sebagai EWG yaitu elektron didorong masuk ke dalam cincin
G = bertindak sebagai EDG yaitu elekron ditarik keluar cincin
b.
X = gugus pergi berupa halogen dan disamakan juga      dengan garam diaonium
c.   Reaksi – reaksi yang terlibat yaitu oksidasi, reduksi dan substitusi
Adapun prinsip umumnya yaitu:
1.   Jika ada gugus yang bisa berikatan dengan cincin aromatis melewati substitusi elektrofilik dilakukan diskoneksi
2.   Jika ada gugus yang tidak bisa berikatan dengan cincin aromatis melewati substitusi elektrofilik dilakukan IGF
3.   Jika ada gugus yang tidak bisa berikatan dengan cincin aromatis melewati baik substitusi elektrofilik maupun IGF dilakukan substitusi nukleofilik
Selain itu terdapat sintesis senyawa organik secara modern dan diberikan contoh sintesis senyawa reserpin. Senyawa reserpin sendiri adalah salah satu obat untuk penderita tekanan darah tinggi dan merupakan kelompok alkaloid 
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa salah satu komponen yaitu metil akrilat bisa membuat tiga pusat asimetris terletak secara rapi. Pada reaksi ini melibatkan reaksi sikloadisi dimana disini reaksi sikloadisi menerapkan fase cekung dan fase cembung. Tahap selanjutnya terdapat pereaksi hidrida untuk memberikan posisi gugus OH untuk masuk melalui fase cekung membentuk eter. Selanjutnya ion bromonium kompleks kembali bereaksi dari fase cembung dan masuk dari fase cekung dengan molekul air. Setelah melalui reaksi oksidasi, molekul kemudian diatur untuk reaksi yang kompleks pada eliminasi ganda, yaitu melalui seng menyerang dua pusat. Serangan yang ada pada pusat bromida membuat cincin eter terbuka selain itu ada juga serangan lain untuk kelompok karbonil sehingga membuat cincin lakton terbuka juga.
Untuk menyelesaikan cincin A,B,C,D dan E dilakukan kondensasi menggunakan o-methoxitriptamin dengan kondensor Pictet – Spengler dan menghasilkan terbentuk suatu isoreserpin , bukan reserpin.
Dari penjelasan diatas dapat dibuat prinsip - prinsip. Dimana prinsip untuk sintesis organik modern ini yaitu:
1.   Mempunyai kerangka karbon yang kompleks yang dimana kerangka karbon yang sudah kita inginkan ini kita susun
2.   Gugus fungsinya kita kenali dulu lalu kita modifikasi sesuai dengan senyawa yang kita inginkan untuk disintesis
3.   Setiap tahap sintesisnya harus ada stereokontrol selektif dimana stereoisomer sangat dipengaruhinya
4.   Gunakan proses sintesis ini seefisien mungkin agar hasil sintesisnya berhasil
5.  Jika dilihat, pada reaksi konvergen yang sama memperoleh hasil secara menyeluruh yang lebih baik reaksi linear
6.    Diperlukan gugus pelindung jika terjadi banyak kemunculan gugus fungsi pada tahap pertengahan sintesis
7.   Terkadang dilakukan suatu tahap reaksi yang berbeda agar mencapai haisl sintesis suatu senyawa yang diinginkan



Permasalahan :
1.   Tadi dijelaskan bahwa  Untuk senyawa aromatik biasanya diskoneksi itu terjadi pada gugusnya, bagaimana jika pada senyawa tersebut memiliki 2 gugus yang berbeda?
2.   Tadi dijelaskan bahwa Untuk menyelesaikan cincin A,B,C,D dan E dilakukan kondensasi menggunakan o-methoxitriptamin dengan kondensor Pictet – Spengler dan menghasilkan terbentuk suatu isoreserpin , bukan reserpin. Mengapa demikian?
3.   Berkaitan dengan soal nomor 2 diatas, bagaimana solusi agar isoreserpin tadi diubah ke reserpen?


Comments

  1. Hallo may
    Saya Akan mencoba menjawab permasalahanmu yang no.1. jadi menurut Saya apabila suatu senyawa aromatik itu memiliki atau mempunyai dua gugus yang berbeda atau tidak sama, maka Akan terjadi pada pemutusan suatu ikatan Akan dilihat pada reaktivitas yang relatif. Hal ini Akan mengakibat suatu keistimewaan pada gugus yang menarik suatu elektron Akan mendapatkan keutamaan dalam pemutusan ikatan.
    Semoga membantu 🙏

    ReplyDelete
  2. Assalamualaikum wr wb.
    Saya Khairil Liza
    NIM A1C117036

    Saya akan mencoba menjawab permasalahan no 2 dari may, yang terbentuk adalah isoreserpin, bukan reserpin. Hal ini terjadi karena, untuk mendapatkan reserpin, terlebih dahulu membentuk isoreserpin. Dan juga fakta bahwa cincin C, D dan E dalam geometri semua-trans, memiliki semua substituen dalam orientasi ekuatorial stabil di Isoreserpin.

    Terimakasih.

    ReplyDelete
  3. 3. Dengan cara mengeksekusi isomerisasi di C3 dimana alkali berair menghidrolisis fungsi asetat dari laktonisasi dalam kondisi DCC, sehingga cincin E aksial yang tidak stabil terkunci sebagai lakton 9,2 M. pada isomerisasi katalisator asam dengan asam karboksilat yang mendidih tinggi, posisi C3 di isomerisasi ke konfigurasi reseroin. Dimana isomer yang benar itu terbentuk dengan bebas –OH yang nantinya siap untuk asilasi akhir .
    semoga membantu:)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Karakteristik Senyawa Organik Bahan Alam (Bagian 2)

Kemarin telah dibahas mengenai karakteristik senyawa kimia bahan alam yang dimana dijelaskan mengenai strukturnya. Nah sekarang kita masih mempelajari mengenai karakteristik senyawa kimia bahan alam juga tetapi dengan tema yang berbeda. Yaitu akan dibahas mengenai turunan – turunannya khususnya pada metabolit sekunder. Sebelum dijelaskan lebih lanjut, akan dijelaskan kembali apa itu metabolit sekunder. Metabolit sekunder adalah produk sampingan dari proses metabolisme semacam alkaloida, steroida/terpenoida, flavonoida, fenolik, kumarin, kuinon, saponin, tannin dan sebagainya. Gunanya kita mensintesis ulang senyawa – senyawa metabolit sekunder yaitu agar dapat menghasilkan senyawa yang baru lagi, yang mempunyai peranan lebih bagus lagi, durasi kerja yang lebih lama lagi, serta tingkat keamanan yang lebih tinggi atau membuat efek sampingya lebih rendah lagi.         Cara mensintesis kembali senyawa – senyawa tersebut  agar menjadi senyawa yang baru yaitu dengan cara memodifikasi

Mekanisme Reaksi Substitusi Nukleofilik SN2

Reaksi Substitusi Nukleofilik Reaksi substitusi nukleofilik merupakan reaksi terjadinya penyerangan dari sebuah atom C dari rantai karbon yang mengikat gugus pergi (leaving group) oleh nukleofil yang kaya elektron ke muatan positif secara selektif. Sehingga, nukleofil akan menggantikan gugus pergi (leaving group). Reaksi substitusi antara alkil halida dengan nukleofilik, halida disebut sebagai gugus pergi (leaving grup) Untuk memahami pengertian diatas, kita harus tau terlebih dahulu komponen – komponen penting yang berkaitan dengan reaksi substitusi nukleofilik. Yang terdiri dari : 1.   Alkil Halida Alkil halida merupakan molekul organik yang terdiri dari suatu atom halogen yang berikatan dengan atom karbon yang memiliki hibridisasi Sp 3  2.       Leaving Group Pada reaksi substitusi nukleofilik R-X, ikatan C-X mudah lepas, dan leaving group lepas dengan mengambil elektron yang digunakan untuk berikatan membentuk X - . karena leaving group lebih stabil j

MEKANISME REAKSI ELIMINASI E2

Apabila suatu alkil halida dengan satu hidrogen yang melekat pada karbon - bersebelahan dengan karbon pembawa-halogen bereaksi dengan nukleofili, dapat terjadi dua lintasan reaksi yang bersaing yaitu substitusi dan eliminasi . Dalam reaksi substitusi, nukloefili menggantikan halogen X. Dalam reaksi eliminasi, nukleofili bertindak sebagai basa dan mengambil proton dari karbon -2, yaitu karbon disebelah atom karbon yang membawa halogen X. Halogen X dan hidrogen dari atom karbon disebelahnya dieliminasi, dan satu ikatan baru (ikatan pi ) terbentuk diantara karbon -1 dan -2. Lambang E digunakan untuk menunjukkan proses eliminasi. Oleh karena dalam hal ini hidrogen halida di eliminasi, reaksinya disebut dehidrohaogenasi. Reaksi eliminasi merupakan cara yang berguna untuk membuat senyawa dengan ikatan rangkap atau ikatan rangkap tiga. Terkadang reaksi substitusi dan eliminasi bisa terjadi secara bersamaan dengan satu set reaktan-nukleofili dan substratnya sama. Sama halnya den